Powered By Blogger

Renungan

Di tulis Oleh sr daniel budiman pada Kamis, Mei 21, 2009 | 5/21/2009 09:53:00 PM

MENERAPKAN KASIH DI TENGAH PERSEKUTUAN
Keluaran 12:1-14
Masih ingatkah kita akan sosok yang bernama Ignatius Koesni Kasdut ? Dia adalah seorang pelaku kriminal yang sangat ditakuti masyarakat dan sekaligus disegani oleh kawan ataupun aparat keamanan. Namanya mulai dikenal di dunia kejahatan dengan serangkaian kasus perampokan dan pembunuhan sejak akhir tahun 50 an dan puncaknya di akhir tahun 70 an ketika ia terlibat perampokan dan pembunuhan seorang pengacara kondang Ali Bajnet. Hidupnya harus berakhir di hadapan regu tembak dari POLDA Jatim di tahun 1980. Searngkaian kejahatan itulah yang mengingatkan kita akan sosok Ignatius Koesni Kasdut. Namun hanya itukah sisi kehidupan yang dijalaninya sebagai seorang anak manusia ? Dia adalah seorang pejuang angkatan 45, yang turut bertaruh nyawa demi berdirinya negeri ini. Namun ketika negeri yang ikut diperjuangkannya berdiri, ia tersingkir dari gelanggang tanpa penghargaan. Bahkan ketika ia tersangkut perkara perampokan yang dilakukannya karena desakan ekonomi, hilang sudah semua jasa dan perjuangannya. Jadilah Ignatius Koesni Kasdut seorang penjahat legendaris di Indonesia. Mengapa ? Kasdut mengatakan: “Karena tidak ada tempat bagi orang seperti saya. Hanya Tuhan yang menyediakan tempat untuk orang seperti saya” Demikian penggalan kalimat penutup wawancaranya dengan media massa sebelum regu tembak menghentikan nafasnya selama-lamanya.
Sangat menyedihkan.
Kisah tersebut hanya satu dari banyak lagi kisah yang sama yang ada di masyarakat kita. Bahkan mungkin gereja. Kalau saja kasih dan pengampunan hadir dalam kehidupan sehari-hari, barangkali hal seperti tersebut di atas tidak perlu terjadi. Kasih yang sejati berarti: memberi. Memberi diri, memberi ruang, memberi perhatian, memberi kehangatan kasih sayang, dan bukan hukuman, penghujatan, terlebih pengucilan. Matius 18:15-20, mengingatkan kita bagaimana kita harus bertindak terhadap domba yang hilang. Domba yang hilang butuh penerimaan, dan kehangatan kasih sayang, dan bukan penghukuman. Sikap inilah yang mendasari tindakan penggembalaan, yaitu mencari dan mendapatkan kembali domba yang hilang. GKI dalam kebijakan penggembalaannya memaknai penggembalaan sebagai upaya untuk memelihara, merawat, dan menyembuhkan domba-domba Kristus yang hilang dan terluka. Hal inipun berlaku dalam kehidupan kita, pribadi lepas pribadi. Menerapkan kasih di tengah persekutuan, berarti bagaimana kehangatan kasih sayang dirasakan orang di sekeliling kita. Kesaksian dan pelayanan yang paling otentik adalah ketika kehangatan dan keharuman cinta kasih dirasakan oleh orang-orang yang ada di sekeliling kita.
Share this article :

1 komentar:

  1. MEMBERI jauh & sangat lebih sukar dari pada MENERIMA!
    itu fakta yg ada di kehidupan manusia tentunya.

    tapi dengan mencoba berlatih MEMBERI awal secuil saja dari apa yg kita punya maka pemberian selanjutnya akan mengalir seperti air.

    alangkah bahagianya DUNIA jika seluruh Umat Kristiani dapat ikut berperan & ikut serta secuil saja untuk MEMBERI karena kehangatan dan keharuman CINTA (spt tulisan Pdt) akan sangat dirasakan dampaknya!

    terimakasih Pdt. Daniel...atas alarm MEMBERI ini...

    peace & love
    ~ds

    BalasHapus

Komentar Anda Untuk Memperbaiki Kualitas Blog ini. Terimakasih. Tuhan memberkati.

Bacaan Untuk Parenting Guide

post populer

Comment

 
Support : veodera | veodera | veodera
Copyright © 2013. danielbudiman - All Rights Reserved
Created by Creating Website Published by Template
Proudly powered by Blogger